Rabu, 24 Juni 2009

Berkhidmat hanya pada Allah

Bagaimana hubungan pasangan suami istri itu bisa bertahan sekian lama? 10 tahun, 20 tahun, bahkan 50 tahun dan tetap setia walau maut memisahkan keduanya?

Perjalanan pernikahan yang disaksikan keluarga dan seluruh malaikat ikut memanjatkan doa, langit Allah terbuka dan doa yang dipanjatkan terdengar langsung. Begitu besar episode itu bagi manusia.

Tapi, berjalannya waktu, perjalanan itu kadang tidak sempurna. Pertengkaran atau kesalah pahaman pasti terjadi menjadi bagian dari mencari persesuaian kebersamaan. Tapi tiap maaf atau pelukan tanda usai pertengakaran mereka pasti berharap tidak ada pengulangan kesalahan yang sama. Betul kan? Perasaan bahwa hanya keledai yang melakukan kesalahan berulang-ulang, dan kita bukan keledai. Tapi pengharapan itu tampaknya sejauh ini memang cuma pengharapan. Diam dan diam menjadi jalan keluar yang sangat tidak diharapkan. Apa dan mengapa harus diam? Sementara kita dua orang yang saling sayang, pastinya siap diajak bicara kan? Kecuali kita memang sudah saling benci, jadi percuma diajak bicara.

Sekali, dua kali masih bisa tersenyum. Tapi rasanya kok jadi biasa ya? Tidak ada pembelajaran. Atau memang perlu reward and punisment dalam diterapkan diantara pasangan?
Tiap kali kejadian itu datang, maka kita sebagai manusia semakin yakin bahwa, ”jangan bergantung pada manusia, pun ia suami, karena ia manusia juga. Punya alpa dan salah” Kadangkala menjadi bagian berkhidmat, mengabdi, membuat kita menerima bulat-bulat apa yang dilakukan pasangan.

mengabdilah hanya pada Allah. Maka tiap kali senyum dan peluk tanda damai itu ditawarkan, Insya Allah mari kita sambut. Karena Allah memang menyerukan untuk menerima maaf orang kan?? Tapi kadang pertanyaan lain juga muncul, lalu kalau begitu, dia tidak mendapat pelajaran, kok seenak-enaknya aja?
Tapi ibuku yang baik hati mengatakan, urusan Allah merubah hati manusia. Manusia ini mahluk ciptaanNya, jadi Dia yang paling tahu bagaimana mengatur mahluknya. Yang aku harus lakukan adalah bersabar, ini mungkin bagian dari cobaan atau ujian atau hukuman yang bisa jadi juga sedang menimpa kita. Apa iya kita yakin kalau kita mahluk yang sempurna? Bersikaplah dengan sifat-sifat Allah, hanya itu yang harus kita lakukan. Betul-betul pencerahan di subuh ini. Tapi... tapi... tapi....
Hati ini rasanya masih dipenuhi ketidak puasan. Sesak dada ini rasanya. Tapi memang begitulah Allah mengatur hidup kita. Kita akan membawa diri masing-masing di akhirat kelak, maka persiapkanlah diri kita. Perbaikilah diri kita. Karena kita akan dimintakan pertanggung jawaban kelak. Jangan sampai pertanyaan ”Mengapa kamu cerewet sekali untuk manusia, sementara kamu alpa akan dirimu sendiri ” Nah lho....

4 komentar:

  1. Qta terlalu sering sibuk dengan urusan orang lain dan lupa pada urusan sendiri...itulah manusia...Qta sering menuntut orang lain untuk berubah padahal itu tak mungkin terjadi selama diri qta sendiri belum berubah!
    Cerita bu andam jadi bahan renungan dan introspeksi buat ku...Terima kasih ya bu...

    BalasHapus
  2. Ya bu, pagi ini aku juga dapat ilmu baik dari guru ngaji, "tugas manusia adalah memaafkan " kalau ada orang dzalim, maka itu urusan Allah denganNya, dan janji Allah tidak akan meleset untuknya. Tapi mungkin sulit karena "manusia" ini adalah orang yang kita sayang, jadi kita punya pengharapan akan sayangnya pula pada kita.
    Sesungguhnya kita juga masih perlu belajar banyak. Selama hayat dikandung badan, uiian itu akan datang dalam bentuk kesulitan maupun kesenangan...
    Terima kasih banyak untuk sahabat2 baik blog ku.....

    BalasHapus
  3. Benar sekali memaafkan adalah obat yang paling mujarab bagi sakit hati.Tapi apakah kita khususnya aku bisa memaafkan orang yang telah menyakiti dan mendzalimi aku dengan tulus?????Apalagi jika dia adalah orang yang kita sayangi?do'akan aku mampu melakukan nya ya bu... I love U...

    BalasHapus
  4. memaafkan memang kewajiban kita krn hal tsb melegakan. tp bgm kalau pasangan tdk tau bhw yg dilakukannya adlh kesalahan atau sst yg tak kita sukai? mk asertif ; menyampaikan nya dgn elegan, itulah bentuk penyehatan bagi keduanya.bgm?

    BalasHapus