Jumat, 03 Juli 2009

Antara Pentium I dengan Pentium III

Ini ucapan yang menggelitikku.

“Ibarat ngobrol sama orang dengan Pentium I. Kita udah kemana-mana dia masih disituuuu aja” Itu seperti membandingkan kehebatan Pentium I dengan Pentium III. Jomplang jauuh..

Aku mendengarkan curhatan teman baik, kebetulan dia laki-laki. Dia ingin teman hidupnya juga bisa mengisi waktu dengan kegiatan yang bisa menyibukkan dan memberi muatan ilmu baginya. Istilah kerennya, update diri. Update diri itu ternyata bukan hanya penampilan, tapi juga update akan ilmu dan wawasan.
Temanku merasa sayang diberikan waktu oleh Allah tapi Cuma dipakai untuk hal-hal yang gak penting, tidur siang, nggosip ini itu.

Masalahnya, teman hidupnya ini gak mau update atau nggak ngerti. Udah dibilangin, tapi mental terus… yang dipikirkan hanya minta uang terus.

Ternyata berjalannya waktu membuat kehidupan rumah tangganya berjalan hambar dan penuh basa-basi. Tapi gimana dong, kalau keinginan pasangan tidak bisa tersalurkan pada pasangannya.
Hari ini, hampir setiap orang, laki-laki maupun wanita berusaha mewujudkan mimpi-mimpinya. Nah kalau satu pasangan merasa teman hidupnya gak bisa singkron dalam gerak dan pikiran, kan jadi timpang perjalanan berumah tangga.
Akhirnya yang ada kecemburuan atau kesalahpahaman atau saling menyalahkan.

Perempuan?istri itu ibarat leher, sementara laki-laki atau suami ibarat kepalanya. Seganteng apapun wajahnya, kalau lehernya gak kuat menopang, maka akan tenggleng juga tuh kepala. Tapi juga payah kalau lehernya udah kuat menopang, tapi kepala yang ditopang menampilkan muka yang yang nyebelin. Jadi kan saling perlu satu sama lainnya. Jangan memandang dirinya yang paling bagus dan paling benar.

Itulah berpasangan. Saling membutuhkan. Kalau sudah tidak membutuhkan lagi, trus buat apa berpasangan dong????

Wah, akhiran yang serem ya...

1 komentar:

  1. aku jd ingat crita ust.hilman yg blg ada seorg istri yg dtg ke Rasul minta cerai dr suaminya. Rasul mengiyakan. Namun wkt seorg suami dtg ingin menceraikan istrinya krn sdh tdk cocok, mk Rasul blg jangan lakukan, karn suamilah yg bertgjwb menghebatkn istrinya. Yg terjadi biasanya istri yg lbh byk sabarnya pd kekurangan suami krn punya rahim ,bkn sebaliknya. Itulah mengapa Rasul meminta pd suami.

    BalasHapus