Jumat, 12 Desember 2008

Apakah kita berhala masa kini?

Sahabat, masih ingatkah kita pada kisah Nabi Ibrahim AS? Beliau melakukan suatu pekerjaan yang sangat dasyat dimasa itu. Dengan berbekal palu besar, Beliau menghancurkan semua patung-patung di dalam areal Ka’bah. Patung-patung itu adalah Tuhan bagi kaum Musyrikin. Namun berhala untuk Nabi Ibrahim. Ibahim memperkenalkan agama Tauhid. Tiada Tuhan selain Allah.

Terperangah, tidak percaya bahkan marah adalah reaksi dari kaum Musyrikin saat itu. Tapi Ibrahim tidak gentar. Dia tahu hanya Allahlah yang patut disembah. Hanya Allahlah yang patut dicintai. Bukan berhala itu,

Sekarang, sahabat, dimasa sekarang. Setelah berabad lamanya. Masih adakah berhala disekitar kita? Itu yang selalu diingatkan pada kita.. ’jangan cinta jabatan, terlalu mencintai harta, mencari pujian dari manusia’.

Tapi sebetulnya, ada juga yang harus kita tahu, mungkin tidak kita sadari selama ini. Justru kitalah yang ingin dicintai. Ingin sekali dituruti, ingin sekali disegala-galakan oleh teman, keluarga, istri suami sampai anak kita.

Kita sangat ingin diistimewakan!

” Pokoknya, aku maunya.........”

” Pilih aku atau ...........................”

” Kalau sayang sama aku, turuti apa yang kumau...................”

Kita marah kalau sedikit saja tidak diperhatikan. Subhanallah.....

Kalau begitu apa bedanya kita dengan berhala? Kita yang justru meminta manusia untuk mencintai kita. Bukan mengajak manusia mencintai Allah.

Coba kita renungkan sejenak, dua jenak. Membutuhkan pemikiran dan perenungan lebih jauh tentunya. Belajar mencintai Allah dan tidak memaksa untuk terlalu dicintai manusia. Karena cinta Allah lah yang kekal adanya.

Sahabat, memasuki tahun baru Hijriah. Yuk kita menjadi manusia yang lebih baik.

(Nov. 2008. Saat aku tersadar bahwa aku juga manusia, yang tiada sempurna)

Adakah sahabat yang akan ikut berbagi??

5 komentar:

  1. stuju bgt.kita bisa kok mengisi & merimot diri sendiri menjadi bersinar menerangi skitar.chargernya adalah sikap positif kita sendiri pd lingkungan.

    BalasHapus
  2. Iya, betul itu. Positif dalam artian yang diridhai Allah pastinya ya bu...

    BalasHapus
  3. ya,you get what you give,prinsipnya jeng. eh aku rindu ayah omai nih.pengen cepat2 dengar kisah2 hajinya. smoga smua mabrur ya.amin

    BalasHapus
  4. patience never goes unrewarded,percaya deh.kalo kita sabar dikit aja untuk tdk memaksa orang supaya mencintai kita,sabar dikit utk tdk memberhalakan diri,sebenarnya kita sedang belajar ihlas,dan tunggu aja kejutan2 yg ALLah hadiahkan buat kita.

    salam,
    bu ifa

    BalasHapus
  5. Kesabaran dan keikhlasan saling berkaitan satu sama lain... kalo kita sedang belajar ikhlas maka kesabaranpun secara otomatis akan mengikutinya... benar kata bu i'a kita sendiri yang pegang remote nya so kita yang tentukan channel mana yang kita pilih hari ini.....

    BalasHapus